Wednesday, September 22, 2010

What goes around comes around??..........

Guys, now this is really funny. Someone forwarded this article to me. Remember my first article What's in a name? Well apparently someone fancied it so much that he had it translated to Indonesian. Probably it has made the rounds in that country too.
Well have a read, good laugh or whatever. I can't understand what is being said either. hehe.

MWBC. Apalah artinya sebuah nama?
Karena itu, saya menunggu selama dua minggu sebelum menuangkan pikiran saya ke dalam tulisan untuk memastikan supaya tidak emosional dan lebih sarkasm. Tapi saya berusaha untuk lebih sopan. Mari kita sebut a spade sebagai sebuah spade.
Saya tertarik pada event Malaysia World Band Competition MWBC. Dengan bantuan press release dan artikel dalam STAR, standarnya pun menjadi kian tinggi dengan penilaian objektif yang ambisius.
Disana akan ada dua puluh satu band dari berbagai macam negara. Banyak event seperti pertandingan drum band  dan pertandingan bagpipe di berbagai macam tempat juga. Bayangkan nantinya setiap band akan main di Shah Alam dan keesokan harinya akan tampil di daerah selatan Johor bukan JB, yang akan segera di tempatkan di Nusa Jaya. Untuk anda yang belum terlalu mengenal lokasinya jangan khawatir, memang biasanya kebanyakan orang mengalami masa yang sulit untuk mencari tempat ini        
Secara umum apabila dideskripsikan akan kurang lebih seperti ini, bangunannya dikelilingi oleh tanaman kelapa sawit.
Saya tidak mengira akan mengadakan kompetisi internasional dimana ide si pengelola akan membuat band-band dari indonesia merasa seperti di rumah tahu apakah akan memiliki kompetisi  "Dunia" dimana ide sang pengelola band-band indonesia merasa seperti di rumah atau hanya sekedar rencana yang sederhana saja. Sementara itu sebelum saya digress lebih jauh, saya akan bilang kalau saya termasuk penggemar fanatik marching band dan oleh karenanya tujuan saya menulis ini adalah ingin berbagi pikiran dan pengalaman saya selama bulan Juli dimana seseorang yang menjadi tuan rumah dari kompetisi marching band internasional yang paling gemilang dari yang pernah ada. 
Pertama mari kita bicara tentang Kompetisi Band Sekolah Nasional atau beberapa orang biasa menyebutnya NATCOMP. Event tahun ini pernah di kelola di luar kota oleh Menteri Pendidikan dengan perampingan dana. Perkembangan MOE tampaknya sedikit menurun akibat krisis ekonomi dan karena itu MOE mencari sponsor untuk mendanai event NATCOMP tahun ini.
Informasi ini sebenarnya datang kepada saya dimana terdapat 2 sponsor yg tertarik tapi proposal yang satu tidak semegah yang lainnya. Banyak janji yang dibuat didalam proposal seperti semua biaya perjalanan ke Semenanjung akan dibayarkan sponsor.
Ada sebuah sistem yang diperkenalkan untuk menyaring sepuluh band terkenal yang akan memenuhi kualifikasi untuk final nanti. Sebuah sistem adjucating yang akan menyaring standar yang tinggi akan dikelola dan dgn banyak goodies yang dimasukkan.
Jadi karena dalam jangka waktu yg sedikit penawaran yang dilakukan MOE tidak dapat ditolak. Jadi dengan segala hype befitting piala dunia waka-waka kita menunggu untuk mengantisipasi, tapi alas ketika waktunya datang untuk si pengelola untuk 'gerak jalan dan bicarakan bicara' itu lebih merupakan sebuah malay proverb 'indah khabar dari rupa' (untuk anda yang tidak mengerti bahasa malay berarti apa yg dibicarakan lebih baik jika dibandingkan dengan apa yg terjadi)
Dari sini kita bisa melihat apa yang salah dicoba? Untuk para pemula kompetisi semacam ini tidak dilaksanakan di stadion seperti yang dijanjikan, tetapi dilaksanakan di lapangan sekolah. Yang menjadi poin penting disini adalah kalau dilakukan di sekolah, anda tidak akan bisa melihat formasi dan mendengarkan musik dgn sangat jelas. Saya jadi membayangkan juri pasti akan lebih rinci lagi dalam melihat dan juga menilai penjurian. Lagi pula mereka adalah world standar adjucator. 
Setelah scouring tiap-tiap negara untuk mencari terbaik dari yang terbaik, akhirnya ditemukanlah sepuluh band. Jadi kira-kira masalah apa yang akan ditanyakan? Jadi masalah sih bukan ada diantara kamu atau saya. Masalahnya adalah tiga  dari scoring band teratas  yang terpilih di Sarawak hmmm itu sih bukan masalah. Saya mungkin bilang itu termasuk berita baik untuk our brethrens dari sisi timur.
Jadi bukan bagaimana cara si pengelola memandang hal itu. Tapi tampaknya akan mengeluarkan biaya yang sangat besar untuk membawa tiga band tersebut dari Sarawak ke Semenanjung. Jadi mereka sheepishly kembali ke MOE untuk bertanya apakah band tersebut bisa digantikan dengan band dari Semenanjung sebagai pengelola yang tidak mempunyai budget yang membawa tiga band yang pantas ini ke KL.
Pertanyaan saya adalah apa yang terjadi dgn perjanjian diawal-awal? Pada akhirnya hanya satu band Sarawak yang membuat perjalanan dengan biaya mereka sendiri. Jika saya menjadi mereka, saya akan tinggal diam saja karena pihak pengelola yang telah renerged janji mereka.
Jadi sekarang akhirnya kita memiliki "sepuluh band terbaik" di Shah Alam untuk menyaring siapa yang termasuk "fairest of all". Untuk mempersingkat babak ini agar menjadi lebih pendek kejuaraan tersebut dialihkan ke Keat Hwa, Kedah. Selamat untuk Keat Hwa. Anda pantas sebagai pemenang.
Tapi siapa yang menjadi kedua? Ternyata merupakan kejutan entry representing bagi Institut Saint John, Kuala Lumpur. 
Sekarang band ini telah bersinar selama 12 bulan terakhir. Dari band obscure dan tak dikenal menjadi band besar pemenang tingkat nasional memang pantas a little scrutiny.
Menjadi runner up pertama, sebagai best general effect dan best colour guard.
Mereka bahkan mengalahkan semua kontenstan di segala zona. Termasuk Keat Hwa kehilangan tujuh point. Sekarang setiap orang ingin mengetahui apa yang membuat mereka tick. Sedikit lucu bahwa ternyata bukan band yang sama yang memiliki perubahan keberuntungan hanya dengan beberapa hari bermain bersama.
Sekarang tujuh point ternyata merupakan kegagalan yang besar untuk overcome by any standar dan Keat Hwa bagaimanapun memanage hal itu. Ini tentu saja merupakan kompetisi marching band skala dunia yang pertama yang lainnya.  
Coba cari di internet dan anda tidak akan melihat sebuah band dikalahkan dgn 7 point dalam beberapa hari.
Biasanya nilainya akan di different hanya dgn 0.5 atau 1 point antar pemenang, tapi terkadang keajaiban terjadi di Boleh Land. Truly Malaysia Boleh!
Berikutnya mari kita tengok the adjucators. Siapa sebenarnya Chief Judge Mr. Wil Bijl? Apa sebenarnya credentialnya? Sekarang dari bits yang saya kumpulkan di Indonesia fondly menunjukkan dia sebagai Mister Bil, seorang trainer dari salah satu perwakilan dari dua band Indonesia.
Anda tidak akan mendengar beliau mengajar the likes Bhina Ceraka atau Pupuk Kaltim. Jadi tampaknya ia lebih familiar di indonesia dibandingkan di negara asalnya Belanda dan banyak menghabiskan waktunya di Indonesia dan sudah berbicara bahasa indonesia dgn fasih juga. 
Dengan marching band di Belanda draws a blank. Jadi sebenarnya siapa Mister Bill ini? Apakah ia benar-benar seseorang di DCE? Jadi apa yang ia lakukan di Indonesia selama ia dewasa? Kecuali saya mendapatkan SPM Geography yang ternyata salah pada akhirnya ketika saya check indonesia yang bukan merupakan bagian dari eropa.
Sementara itu mari kita dengar langsung pendapatnya tentang band asal Malaysia.
"Dalam memberika opini kita harus jujur, dalam skala internasional, band malaysia tidak dapat bersaing dan satu-satunya cara untuk menolong mereka adalah dengan memperhatikan bagian mana yang mereka harus kembangkan.
Dengan memberikan penilaian tertinggi tidak akan medorong mereka untuk berkembang. Untuk membuat aktivitas ini menjadi lebih menarik dan entertaining. Kita percaya dgn standar yang tinggi dan mereka yang belum pernah meraihnya. Kebanyakan band tidak memiliki dasar yang baik dalam marching, perkusi, colour guard dan show design, dalam rangka mendorong agar program menjadi lebih menarik dimana juri tidak dapat memberikan penilaian yang tinggi karena tidak akan terjadi inovasi.
Jadi Bil berapa banyak band indonesia yang telah dibentuk untuk kompetisi dunia atau berapa banyak kompetisi internasional yang telah adjucated? Kita benar-benar ingin tahu hal ini. Hari dari ORANG PUTIH datang kemari dan memberi tahu kita off are long gone. Untuk Tuan Bil mari kita lihat credential anda dulu. Sebagai permulaan kualifikasi pendidikan musik apa yang anda punya?
Dan mengapa Indonesia merupakan pusat dunia bagi anda?
THE MARKING SYSTEM
Lebih lanjut mengenai pernyataannya tentang band Malaysia yang bukan standar internasional, Tuan Bil dan Persatuan Pancaragam Malaysia melihatnya cukup untuk memperkenalkan
Sistem Adjucating baru ke dalam lingkungan marching band Malaysia. Mari kita lihat hasil dari implementasi pertamanya. 
Kini NATCOMP STF mengalahkan SIGS hampir 5 poin. Ketika di MWBC terlihat SIGS mengalahkan STF. Tidak ada yang salah dengan yang anda katakan, kecuali yang kita dengar bahwa STF sangat marah tentang kekalahan ini (hampir histeris). Jadi saya ingin tahu apa yang akan adjucators harus katakan tentang yang satu itu.
Dan bagaimana di MWBC Selangor preliminary Sparada dan semua band yang diberi penilaian diatas 70 point dan juga di 'grand final' semua band dinilai dibawah 60 point? Dengan kata lain semua band are really lousy (Dalam PNR grading berarti semua band mendapatkan nilai C).
Apa sebenarnya perkiraan adjucators ini yang berusaha untuk diberitahukan kepada dunia ? Atau apakah mereka secara inadvertently menunjukkan bahwa their true calibre sebagai adjucators. Dalam a nutshell sebagai penghancur dari proporsi dunia. Secara tidak sengaja apa anda tahu bahwa musik hanya memberikan kontribusi 20% dari total nilai? Apa yang Tuan Bil dan Persatuan Pancaragam Malaysia memberi tahu kita kalau tahun depan lupakan musik, coba buat lebih banyak bendera dan lebih banyak stunt yang konyol.
Yang akan ensure band di kejuaraan tersebut! Sekarang saya yakin ini merupakan pertanyaan dalam pikiran orang-orang tapi mereka tidak memiliki keberanian untuk bertanya. Jadi saya akan bilang bahwa, jadi siapa sanctioning body Persatuan Pancaragam Malaysia ini?  Terakhir kali saya bukan single band yang termasuk anggota (mungkin Saint John) dan certainly bukan nama yang familiar yang berada di boardnya. 
Sejauh yang saya yakini ini merupakan kreasi dari tangan yang tak terlihat, berusaha untuk memanipulasi lingkungan marching band Malaysia.
Saya bilang kita berada dalam lingkungan organisasi yang bersih dimana anggotanya obvious pada marching band fraternity. Hampir frankly lingkungan marching band malaysia telah dilakukan dengan baik dengan MOE sebagai coordinating body.
Kita yakin tidak membutuhkan persatuan, lebihnya seperti sebuah kendaraan yang membajak lingkungan marching band dari pasionate praktisi sebenarnya. Tolong mainkan politik anda ke tempat lain. Pembaca akan lebih awas tentang kepindahan mereka.
Sekarang kita datang ke bagian yang paling juiciest. Dimana saya harus menyimpannya di akhir. Dan itu melibatkan MWBC atau hanya WBC saja sekarang? Saya lihat tampaknya seperti pesulap sly yang telah mereka simpan menjadi huruf M dan begitulah kira-kira. Disana sekarang ada kompetisi dunia yang benar-benar di shores Malaysia. Bagaimanapun fakta beg untuk differ. Berikut beberapa fakta dimana saya harus memanage untuk menggali diibelakang layar asap yang di keluarkan oleh pihak pengelola. 
Dua puluh satu band, apa ada yang melihat dua puluh satu band? Dari berbagai macam negara. Tolong cerahkan saya dalam hal itu yang berarti saya buta atau bodoh dimana saya tidak menghitung dengan tepat. Semua bisa saya bahas bahwa MC yang mengulang sebanyak empat kali hingga final dan menyebut Indonesia! Indonesia! Indonesia! Indonesia!
Ada sebuah band yang terlihat seperti dari Indonesia, tapi ternyata berasal dari St. John (saya mohon maaf). Tapi pointnya adalah kenapa berbohong dan deceive ketika anda tidak memiliki band dan kompetis anda termasuk yang paling baik dalam festival. Meskipun teman-teman Indonesia saya remarked bahwa hal tersebut adalah sebuah Indonesia Open, tapi bermain tepat diseberang Malaka.  
Agar lebih adil ada sebuah thai drum line dan dua grup bagpipe bahasa asing tapi jika anda menambahkannya dengan yang belum ditambahkan. Untuk membuat hype dan spin bukan kualitas yang kita inginkan asosiasikan dengan lingkungan marching band. Dan band yang berasal dari Indonesia diperlakukan sangat buruk oleh pihak pengelola. Bacalah, saya akan spil lebih.
Kemudian cerita pun berlanjut dimana pihak pengelola datang ke Indonesia untuk 'berbelanja' untuk band MWBC. Pada awalnya band-band Indonesia lebih bersemangat seperti orang ini ketika datan kesana gung ho! Uang bukan obstacle
Kita orang Malaysia memiliki banyak dan sedikit MOU yang telah ditandatangani oleh orang-orang Indonesia gulible diantara perjanjian lainnya dimana semua biaya perjalanan dibayar untuk MWBC. Pihak pengelola juga menandatangani MOU dengan dua pihak pengelola berasal dari Indonesia dengan berandai-andai bahwa kompetisi akan memiliki perubahan menjadi kompetisi dunia. Tentu saja pihak Indonesia tidak ingin peduli tentang pengecualian soal uang yang telah dijanjikan oleh pihak pengelola ini yang akan flowing seperti layaknya sungai unabated.
Seperti orang Inggris bilang 'bukti ada di dalam puding'! Band ini kemudian datang ke Malaysia dengan harapan semua biaya dibayarkan untuk keperluan liburan, tapi ternyata hal tersebut membuat malu mereka karena ternyata makanan di penuhi setiap hari dengan KFC dan Pizza Hut, tidak ada restoran lain selain kedua tempat tersebut.
Bukan hanya tentang apa yang anda makan ataupun anda lapar, akomodasi merupakan hal yang paling mendasar kebanyakan. Bukan hanya jarak yang dekat, hostel Malaysia juga afforded ketika mereka bepergian. Meskipun kita orang Malaysia akan menolak kehidupan yang standar. 
Nama yang dibisikkan kepada saya adalah CAMP COBRA. Gambaran tentang camp yang mengerikan semua ini adalah gambaran akomodasi untuk band di Nusajaya. Ketika mereka datang di camp ternyata sebagian sudah ditempati oleh pekerja kontrak asal Bangladesh. Saya pernah diberitahukan bahwa camp tersebut seperti PLKN camps dan itu merupakan kondisi yang buruk.
Orang Indonesia ditolak untuk disembark dari busesnya tetapi pihak pengelola menjadi plain arogan dan yang tak berpengalaman ditolak untuk dianggarkan. Patokan standarnya adalah ambil atau tinggalkan! Sungguh luar biasa, kejadian berikutnya ketika kamu tau scuffles baru broke out dan temper jadi flared.
KAHUNA BESAR dibuat untuk dibuat sebagai pie untuk persahabatan dan dipaksa untuk bertemu dan memaafkan kepada orang Indonesia. Orang Indonesia kemudian pindah ke hotel di Senai, tapi untuk mendapatkan ini, mereka tidak hanya ditempatkan di sebuah ruangan dengan tempat tidur tapi juga ditempatkan di ballroom!
Itu merupakan last straw yang broke menjadi seperti punggung unta. Oleh karena itu orang Indonesia memiliki kecukupan dan kemudian hari merasa seperti dikecewakan dan lelah karena semua debacle ini, mengambil ferry kembali ke Indonesia dari Johor.
Sebuah development yang memalukan dan bikin stress. Sementara itu kembali ke stadion di Nusa Jaya, maaf, menurut saya jauh lebih seperti lapangan kosong (disana tidak ada stadion) band tersebut menjadi kaget untuk belajar bahwa tidak ada sesi latihan di tempat kompetisi.
Jujur untuk dikatakan bahwa alasan yang aktual untuk ini adalah bahwa tidak ada resembling sebuah tempat kompetisi sampai tiga jam sebelum 'live telecast'. Lebih comical ketika kaki KAHUNA BESAR stomp tepat ke plywood (beliau pernah mencobanya) yang membuat kompetisi surface.   
Pertanyaan saya adalah bagaimana sebuah organisasi yang tanpa pengalaman dan expertise mengklaim dirinya sebagai kompetisi kelas dunia? Seseorang harus memberitahu penulis tentang kalim bogus ini perpetrated dengan organisasi ini. Sebuah investigasi thorough harus initiated dan organisasi ini harus barred dari mengelola sebuah event.
Seorang teman saya menforward pesan ini kepada saya dimana beberapa perasaan orang-orang ini yang genuine dan pasionate dalam lingkungan marching band disini di Malaysia.
"Kejuaraan NATCOMP terkini unequivocally menghadirkan adjucating yang paling tidak kompeten dan paling tidak profesional yang pernah saya tahu dalam lebih dari dua puluh tahun menjadi aktivis marching baik sebagai member atau juri, di America atau di Asia. Aktivitas marching di Malaysia telah diambil alih major step backwards dengan organisasi running this.
Ungkapan diatas merupakan dari seseorang yang bermain dengan Singapore Philharmonic Orchestra, tutor pelajar dan memiliki adjucated di banyak event marching band di kelas dunia
Sebagai kesimpulan dari pihak pengelola MWBC seharusnya lebih malu dari disaster yang telah mereka perpetrated. Debacle ini tidak hanya mempermalukan negara kita, tapi juga meninggalkan nama buruk untuk worldwide Malaysia.
Jika mereka berada pada perasaan itu maka semua remorse yang harus mengantri dan bertanggung jawab penuh untuk meninggalkan lingkungan marching band Malaysia dalam keadaan damai. 
Jadi apa lah arti sebuah nama? Sebenarnya banyak, jika anda mengklaim DUNIA sebagai panggung. Satu saran terakhir untuk pihak pengelola adalah untuk menggunakan uang anda untuk hal-hal yang baik. Sebenarnya meng-organize kompetisi marching band bukanlah your forte

No comments: